Kesehatan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergiz itinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
3. Kebiasaan
Kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurang variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
II. KONSEP ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi
1. Riwayat keparawatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk masa selanjutnya.
2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan mengunyah,menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
4. Nafsu makan,jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas
6. Pengonsumsian obat
7. Penampilan fisik
8. Pengukuran antropometrik, data biomedis (biomedical data), tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign), diet (dietary)
a. Antoprometri
1. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
2. Berat badan
Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
Alat yang digunakan adalah kaliper
4. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.
b. Biomedis
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergiz itinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
3. Kebiasaan
Kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurang variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
II. KONSEP ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi
1. Riwayat keparawatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk masa selanjutnya.
2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan mengunyah,menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
4. Nafsu makan,jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas
6. Pengonsumsian obat
7. Penampilan fisik
8. Pengukuran antropometrik, data biomedis (biomedical data), tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign), diet (dietary)
a. Antoprometri
1. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
2. Berat badan
Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
Alat yang digunakan adalah kaliper
4. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.
b. Biomedis
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi
Komentar
Posting Komentar