Sejarah Perkembangan Olahraga di Indonesia
Olahraga secara umummerupakan kegiatan bergerak atau beraktiftas seseorang guna menyeleksi organ-organ tubuh agar mampu bergerak dalam keadaan normal atau stabil dengan upaya menambah stamina dan kebugaran dalam tubuh seseorang serta memperlancar pergerakan-pergerakan sel sarah otot menuju sel saraf otak dalam melakukan aktifitasnya.
Olahraga Pendidikanadalah Keahlian Kegiatan Seseorang yang mampu melakukan aktiftas pergerakan di luar dari pada kemampuan seseorang dalam melakukan pergerakan –pergerakan otot secara mendalam . Disamping hanya sebagai manfaat organ tubuh juga berfungi sebagai bakat/talenta/potensi untuk mengembangkannya menjadi seorang ahli tekhnik permainan Olahraga dalam suatu pertandingan antar orang dengan orang, orang dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
Pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta telah terbentuk Persatuan Pendidikan Olahraga yang bersifat kebangsaan . Pembentukan persatuan nasional tersebut merupakan tindakan dari kalangan bangsa Indonesia, karena ingin mengatur oganisasinya sendiri. Persatuan Pendidikan Olahraga ( PPO )sejak tahun 1931 menyelenggarakan kompetisi tahunan antar kota/anggota, dan tidak ikut serta dalam pertandingan-pertandingan antar kota yang diadakan oleh Belanda.
Berkat perkembangannya yang baik, pada tahun 1938 pihak Belanda melalui Persatuan Pendidikan Olahraga, Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) mengadakan pendekatan dan kerjasama dengan PPO. Jejak sepakbola ini dituruti oleh cabang olahraga Tennis dengan berdirinya Persatuan Lawn tennis Indonesia (PELTI) pada tahun 1935 di Semarang. Berkedudukan di Jakarta (waktu itu bernama Batavia), pada tahun 1938 lahirlah Ikatan Sport Indonesia dengna singkatan ISI, satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi. Maksud dan tujuannya adalah untuk membimbing, menghimpun dan mengkoordinir semua cabang olahraga, antara lain PSSI, PELTI dan Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI), yang didirikan pada tahun 1940. ISI sebagai koordinator cabang-cabang olahraga pada tahun 1938 pernah mengadakan Pekan Olahraga Indonesia , yang dikenal dengan nama ISI – Sportweek, pekan olahraga ISI.
Serangan Jepang secara mendadak pada tanggal 8 Desember 1941 terhadap Pearl Harbour (Pelabuhan Mutiara) menimbulkan perang Pasifik. Dengan masuknya Jepang ke Indonesia pada bulan Maret 1942, ISI oleh sebab berbagai kesulitan dan rintangan, tidak bisa menggerakkan aktivitasnya sebagaimana mestinya. Pada zaman Jepang gerakan keolahragaan ditangani oleh suatu badan yang bernama GELORA, singkatan dari Gerakan Latihan Olahraga , yang terbentuk pada masa itu. Tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat pada zaman Jepang selama tahun 1942 – 1945, oleh karena peperangan terus berlangsung dengan sengit dan kedudukan tentara Nipon terus pula terdesak. Dengan sendirinya perhatian Pemerintah militer Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan kegiatan olahraga di Indonesia.
Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia membuka jalan selebar-lebarnya bagi bangsa kita untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah air sendiri. Kegiatan-kegiatan ini pada awal kemerdekaan belum dapat digerakkan sepenuhnya, disebabkan perjuangan bangsa kita dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan yang baru direbut itu, mendapat cobaan dan ujian. Sebagai akibatnya timbullah pertempuran di berbagai tempat, yang menjadi penghalang besar dalam mengadakan aktivitas keolahragaan secara tertib dan teratur. Namun demikian, berkat usaha keras para tokoh olahraga kita, pada bulan Januari 1946, bertempat di Habiprojo di kota Solo diadakan kongres olahraga yang pertama di alam kemerdekaan. Berhubung dengan suasana pada masa itu, hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh olahraga dari pulau Jawa saja.
Dalam kongres ini mulanya dimajukan dua nama lainnya, yang akan diberikan kepada badan olahraga yang bakal dibentuk itu, yaitu ISI dan GELORA. Keduanya tidak terpilih dan sebagai kesimpulan rapat, diremikanlah berdirinya PORI dengan pengakuan Pemerintah, sebagai satu-satunya badan resmi persatuan olahraga, yang mengurus semua kegiatan olahraga di Indonesia. Fungsinya sama dengan ISI.
Sesuai dengan fungsinya, PORI adalah juga sebagai koordinator semua cabang olahraga dan khusus mengurus kegiatan-kegiatan olahraga dalam negeri. Dalam hubungan tugas keluar, berkaitan dengan Olimpiade dan International Olympic Committee (IOC), Presiden R.I. telah melantik Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) yang diketuai oleh Sultan Hamengku Buwono IX dan berkedudukan di Yogyakarta.
Bagi Indonesia telah tiba saatnya untuk menempuh langkah-langkah seperlunya, agar negara kita dapat ikut serta di Olimpiade – London pada tahun 1948. Olimpiade yang ke 14 ini adalah yang pertama setelah perang dunia kedua usai dan sejak tahun 1940 terpaksa ditiadakan selama delapan tahun. Usaha Indonesia untuk mendapat tiket ke London banyak menemui kesulitan. Setelah agresi pertama dilancarkan Belanda pada tanggal 21 Juli 1947, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim terbang ke Lake Succes dan di forum Internasional (baca Sidang Umum PBB) kedua negarawan dan diplomat ulung ini dengan gigih memperjuangkan pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.
PORI sebagai badang olahraga resmi di Indonesia belum menjadi anggota, International Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang bakal dikirim tidak dapat diterima berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, bahwa atlet-atlet Indonesia bisa ikut ke London dengan memakai paspor Belanda, tidak dapat diterima, karena kita hanya mau hadir di London dengan mengibarkan Dwi Warna Sangsaka Merah Putih. Alasan yang disebut belakangan inilah juga menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London menjadi batal.
Masalah ini telah dibahas oleh konferensi darurat pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo.
Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti diharapkan semla konferensi sepakat untuk mengadakan pekan olahraga, yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus/September 1948 di Solo. PORI ingin menghidupkan kembali Pekan Olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938, terkenal dengan nama ISI sportweek, Pekan Olahraga ISI. Kongres olahraga pertama diadakan di Solo pada tahun 1946 yang berhasil membentuk PORI.
Ditilik dari penyediaan sarana olahraga, Solo dapat memenuhi persyaratan pokok, dengan adanya stadion Sriwedari serta kolam renang, dengan catatan Sriwedari pada masa itu, termasuk yang terbaik di Indonesia. Tambahan pula pengurus besar PORI berkedudukan di Solo dan hal-hal demikianlah menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga nasional Pertama (PON I) pada tanggal 8 s/d 12 September 1948.
Dengan mengemukakan hal-hal yang telah diuraikan di atas, kota Solo jelas telah menulis suatu riwayat di bidang olahraga dan hal ini akan terpatri sepanjang masa dalam sejarah bangsa Indonesia. Menggembirakan, karena juga di bidang lain, kota Solo telah menulis riwayatnya. Komponis terkenal Gesang, telah menggubah sebuah lagu, yang sangat laris pada zamannya, Bengawan Solo, riwayatmu ini. Kota Solo dengan berbagai riwayatnya telah menjadi kota kenangan, harus selalu dikenang, baik di bidang olahraga, maupun di bidang kesenian dan kebudayaan
Maksud dan tujuan penyelenggaraan PON I adalah untuk menunjukkan kepada dunia luar, bahwa bangsa Indonesia, di tengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya dipersempit sebagai akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal Ika.
sepak bola berasal dari Tiongkok. Bicara tentang sejarah, olah raga sepak bola modern terlahir pada pertengahan abad ke 19 di Inggris. Akan tetapi, F.I.F.A.(Federation of International Football Association) pada tahun 2004 sudah secara resmi mengakui bahwa sepak bola paling awal sekali berasal dari Tiongkok, kala itu disebut Cu Ju (baca: Ju Cü). Permainan sepak bola tertua ini, bisa ditelusuri hingga lebih dari 2400 tahun yang lalu pada masa Chun Qiu Zhan Guo ( Musim semi musim gugur negara-negara berperang) dan telah melewati silih pergantian dinasti dan dalam jangka waktu lama tidak surut. Yang lebih penting lagi ialah, orang Tiongkok kuno ternyata sudah sejak dini untuk jenis olah raga sepak bola ini telah mengukuhkan semangat sportifitas dan standard etika yang ketat.
Cu Ju adalah kegiatan sepak bola terawal yang dicatat dalam notasi sejarah. Menurut catatan Siasat negara berperang, pada zaman Chun Qiu (musim semi dan musim gugur, antara tahun 722 s/d 481 S.M.) ibu kota dari negara Qi: Lin Zi, Cu Ju sudah popular. Cu Ju kala itu disebut pula “?? /Ta Ju, baca: Da cü”. Cu dan Ta, sama-sama berarti menendang, Ju bermakna : bola. Sesuai kitab Tai Ping Qing Hua, bola pada zaman dinasti Han “Terbuat dari kulit sebagai bahan luarnya dan membungkus bahan dalamnya yang berisi rambut”.
Liu Xiang dari zaman dinasti Han (tahun 206 S.M s/d 220 Masehi) mencatat di bukunya: Catatan Lain bahwa: “Pemain Cu Ju / sepak bola, konon diciptakan oleh Huang Di (kaisar Kuning). Disebutkan mulai zaman Zhan Guo (Negara saling berperang), Ta Ju identik dengan semangat tempur prajurit. Maka dari itu menggembleng laskar, diketahui yang berkemampuan hal tersebut. Selain suka permainannya juga menyatakan berlatih”. Tai Ping Qing Hua selain itu juga mencatat: “Ta Ju bermula pada pasca Xuan (kaisar Huang Di). Permainan dari latihan seni bela diri di dalam markas militer.” Dari situ bisa diketahui bahwa kegiatan persepak-bolaan di kala zaman Han selain sejenis olahraga dan hiburan, juga adalah semacam pelatihan fisik dan mental prajurit dan menyeleksi ketahanan fisik serta pelatihan militer yang menunjang semangat tempur.
Seorang bernama Li You dari dinasti Han pernah menulis tentang Ju Cheng Ming (Piagam kota bola), telah mencatat perlengkapan lapangan sepak bola pada masa dinasti Han dan ringkasan tentang kegiatan pertandingan, bahkan menjelaskan tentang persyaratan etika yang harus dimiliki oleh wasit dan pemain. Piagam tersebut merefleksikan bahwa olahraga sepak bola ala Tiongkok sudah semenjak zaman Han dibuatkan sebuah system yang cukup lengkap.
Di dalam piagam disebutkan Ju (bola) dan Ju Chang (lapangan bola), diartikan bola dan lapangan bola melambangkan langit dan bumi, Yin dan Yang. Ketentuan pembuatan pintu bola, yakni pada kedua ujung masing-masing dipasang 6 buah pintu bola berbentuk lobang model Rembulan yang disebut Ju Shi (ruang bola), dijadikan sebagai target penyerangan, dalam perlombaan masing-masing pihak ada 12 pemain. Kalimat ”(Jian Chang Li Ping, Qi Li You Chang)” menjelaskan dalam perlombaan kedua pihak harus memilih kapten dan wasit. Sedangkan pertandingan memiliki peraturan tanding yang stabil, ke 2 pihak harus melaksanakannya sesuai peraturan.
Dari Ju Cheng Ming bisa diketahui bahwa pada zaman Tiongkok kuno 2000 tahun lebih yang lalu, orang-orang sudah jauh hari menegakkan etika olah raga yang positif, selain menuntut semangat kompetisi yang adil sportif bahkan terhadap wasit dan pemain mensyaratkan moral yang ketat dan standard karakter. Dewasa ini persepakbolaan Tiongkok menghadapi etika bobrok kecurangan wasit dan main sabun, sehingga tidak bergairah dan lesu supporter, hal tersebut diatas semestinya berefek sebagai peringatan dan panutan yang baik.
Zaman dinasti Tang (baca: Dang) adalah perkembangan Cu Ju Tiongkok yang paling berjaya. Orang zaman Tang melakukan perombakan besar terhadap Ju (bola), yaitu bola dari berinti padat dirubah berinti kosong, kantongan udara menggantikan material pengisi, disebut Qi Qiu (baca: Ji Jiu = bola udara). Bola yang direvolusi bertambah daya pantulnya, sehingga dalam bidang teknik dan strategi sepak bola memperoleh lonjakan besar, telah membuat sepak bola semakin bervariatif. Orang Tang juga mengganti pintu bola dengan Ju Shi ( ruang bola), pada kedua ujung lapangan didirikan tonggak yang dipasangi jala yang membentuk pintu bola / gawang. Cu Ju Tiongkok juga menyebar ke Jepang pada saat zaman Tang tersebut.
Pada zaman dinasti Song ditandai dengan pendirian tim Cu Ju dari kalangan rakyat, Perkumpulan Qi Yun, Perkumpulan Yuan, dll adalah Perkumpulan Bola yang tersohor kala itu. Perkumpulan-perkumpulan tersebut memiliki teknik yang handal dan tendangan beragam, selain itu giat mempromosikan kegiatan Cu Ju dan pertandingannya. Buku (Hui Chen Hou Lu = > Catatan akhir tentang Menebar Debu) dari Wang Mingqing mencatat sbb: Ketika itu seseorang bernama Gao Qiu (baca: Kao Jiu) dari perkumpulan Yuan , karena memiliki teknik bola super, sampai diangkat menjadi Komandan Depan Istana oleh sang kaisar, boleh dibilang ia adalah bintang sepak bola pertama di dunia.
Yang patut disebut juga adalah pendiri dinasti Song / Song Tai Zu bernama Zhao Kuangyin, sangat menggemari “Cu Ju”, konon seni bolanya juga termasuk hebat. Para pelukis dari dinasti yang berlainan pernah membuat karya berthema Song Taizu bermain “Cu Ju”.
Namun Cu Ju sesampainya pada dinasti Ming mulai memudar. Pendiri dinasti Ming/ Ming Taizu pernah memerintahkan pelarangan prajurit bermain Cu Ju, bahkan ada prajurit karena melanggar larangan tersebut sehingga dipotong kaki kanannya. Dinasti Qing juga tidak melanjutkan kegiatan Cu Ju, yang membuatnya menuju kepunahan.
A. Tehnik- Tehnik Olahraga
Tubuh manusia terdiri sebahagian besarnya daripada air dan oleh itu, ia mempunyai ketumpatan yang amat serupa dengan air. Lebih kurang 70% daripada tubuh manusia ialah air. Ketika paru-paru diisi dengan udara, ketumpatan tubuh manusia adalah sedikit kurang daripada ketumpatan air di sekelilingnya. Air akan mengenakan daya keapungan pada tubuh manusia dan oleh itu, mengekalkan keapungan hanya memerlukan sedikit dorongan ke bawah, dengan pergerakan melintang hanya memerlukan sedikit dorongan ke arah yang bertentangan dengan pergerakan yang dikehendaki. Pendorongan ini dilaksanakan dengan menggunakan tangan dan lengan sebagai dayung, dan dengan menendang kaki untuk menolak air dari tubuh (walaupun tendangan hanya menghasilkan agak sedikit pergerakan pada keseluruhannya). Oleh sebab air masin (misalnya, air lautan) adalah lebih tumpat berbanding dengan air tawar (misalnya, kebanyakan kolam renang), tidak banyak usaha diperlukan untuk mengapung di dalam air masin, berbanding dengan air tawar.
Sebenarnya teknik pukulan overhead smash tidak ubahnya seperti teknik pukulan servis, gripnya pun sama, kontinental. Namun letak susahnya teknik ini adalah pada timing ketika kita akan memukul bola. Pada pukulan servis kita statis melempar bola, kalau overhead smash kita harus bisa memperkirakan waktu yang tepat untuk memukul setelah bola melambung ke dae rah permainan kita. Pada saat anda melihat lawan anda melob bola, maka posisikan badan anda menyamping/ tegak lurus net seperti hendak melakukan servis. Pada saat ini posisikan grip anda pada grip servis atau kontinental. Jangan lepaskan pandangan anda pada bola yang melambung dan posisikan badan anda sejajar dengan trayek bola. Pada saat-saat tertentu anda terkadang berhadapan pada bola yang melambung ke belakang, maka bergeraklah ke belakang dengan gerakan menyamping, bukan mundur, seperti seorang quarterback (pelempar bola) pada olahraga American Football.
Pada saat bola telah sampai pada titik puncaknya, mulailah mengangkat tangan dan raket seperti akan memukul servis. Tangan anda yang tidak memegang raket dapat dipakai sebagai target.
v Saran
Makalah ini kami buat berdasarkan materi pembelajaran yang telah di arahkan sebelumnya oleh guru yang bersangkutan, kami berharap semoga dengan makalah ini menjadi contoh dalam membantu para pembaca membangun diri menjadi seorang diri yang mampu melakukan hal yang sama berupa sebuah karya tulis / makalah tanpa adanya lagi kontrol dari guru yang bersangkutan ( khusus siswa ). Meskipun dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan atau kekurangan-kekurangan yang tidak di sengaja , bukankah manusia tidak ada yang sempurna , setiap kegiatan yang di lakunan selalu terselipkan kesalahan –kesalahan yang tidak disengaja.
Komentar
Posting Komentar